Ekspor kendang jimbe: UMKM Blitar ke China
Ekspor kendang jimbe: UMKM Blitar ke China. Ekspor perdana 5.200 kendang jimbe Blitar ke China jadi tonggak UMKM lokal bersaing global. Simak strategi dan tipsnya!
Ekspor Perdana Kendang Jimbe Blitar ke China: Tonggak Sejarah UMKM Lokal. Kamis, 22 Januari 2025 menjadi hari bersejarah bagi Kota Blitar ketika dua kontainer berisi total 5.200 kendang jimbe produksi pengrajin lokal dilepas menuju China.
Acara yang berlangsung di gudang eksportir CV Cherry Blossom Indonesia di Desa Pojok, Kecamatan Garum, ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Santoso beserta jajaran pejabat, menandai momen kebanggaan sekaligus bukti bahwa UMKM Blitar siap bersaing di pasar global.
Suasana haru dan semangat begitu terasa, bak dentuman drum yang menggema menembus batas wilayah, memberi sinyal bahwa karya tangan lokal kini merambah cakrawala internasional. Sumber Referensi.
Latar Belakang Kota Blitar
Kota Blitar, dengan luas hanya 32,57 km² dan populasi sekitar 160 ribu jiwa, dikenal sebagai enklave dalam Kabupaten Blitar yang mengelilinginya.
Meskipun kecil, kota ini memiliki sejarah panjang, mulai dari Istana Gebang tempat Bung Karno dibesarkan hingga Makam Bung Karno yang menjadi tujuan ziarah nasional.
Infrastruktur yang memadai dan kemudahan perizinan menjadikan Blitar unggul dalam tata kelola ekonomi lokal.
Sejarah Kendang Jimbe di Blitar
Kendang jimbe, alat musik tradisional asal Afrika Barat, pertama kali diperkenalkan di Blitar beberapa dekade lalu.
Berawal dari minat sekelompok seniman dan pengrajin, Blitar kemudian menjadi sentra produksi dengan puluhan perajin tersebar di Kelurahan Sentul dan sekitarnya.
Keunikan jimbe Blitar terletak pada kualitas kayu mahoni dan kulit kambing pilihan, yang menghasilkan resonansi kaya dan hangat.
Potensi Pasar Tradisional di China
China, dengan populasi lebih dari 1,4 miliar, menunjukkan minat tinggi terhadap alat musik etnik.
Pameran seni dan musik di Shenzhen dan Shanghai rutin menampilkan instrumen tradisional, membuka peluang besar bagi eksportir seperti CV Cherry Blossom.
Kita bisa membayangkan, bagaimana irama kendang jimbe menghidupkan suasana ruang konser di Beijing, bak angin segar yang menyejukkan lanskap seni China.
Momen Bersejarah Ekspor Perdana
![]() |
Image Kredit - jatimtimes.com |
Upacara pelepasan di gudang Cherry Blossom di Garum bukan hanya seremonial biasa.
Dua kontainer 40 feet yang berisi 2.600 kendang per kontainer bergerak pelan menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, sebelum menyeberang ke pelabuhan Shenzhen dan Shanghai.
Langkah ini menandai ekspor perdana produk UMKM Jawa Timur tahun 2025, membuktikan bahwa Blitar mampu mengukir prestasi di panggung internasional.
Peran Wali Kota Santoso
Wali Kota Santoso menegaskan bahwa ekspor ini bukan sekadar pengiriman barang, melainkan simbol pencapaian dan bukti bahwa pembinaan berkelanjutan kepada UMKM membuahkan hasil.
Ia menyampaikan harapannya agar momentum ini menginspirasi pelaku usaha lain untuk menembus pasar global, tak hanya di sektor musik, tetapi juga kerajinan tangan, kuliner, dan produk kreatif lainnya.
Sambutan dan Pesan Santoso
“Kegiatan ini perlu diapresiasi karena menjadi ekspor perdana di Jawa Timur tahun 2025. Saya berharap ini memotivasi UMKM lain untuk menembus pasar global, tidak hanya terbatas pada kendang, tetapi juga produk lainnya,” — Wali Kota Santoso.
Sinergi Disperindag dan HIPMI
Dalam sambutannya, Santoso juga mengajak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) untuk terus bersinergi membina pengrajin lokal.
Kolaborasi ini diharapkan memperkuat ekosistem UMKM, dari pelatihan teknis hingga akses pembiayaan, sehingga kepercayaan diri pelaku usaha semakin meningkat.
CV Cherry Blossom: Motor Penggerak Ekspor
1. Profil Perusahaan
CV. Cherry Blossom Indonesia, eksportir yang berbasis di Garum, Blitar, telah lama fokus pada pemasaran kendang jimbe ke mancanegara.
Dengan jaringan distribusi yang merambah Eropa, Timur Tengah, dan kini China, perusahaan ini mencatat fluktuasi ekspor dari 50 kontainer pada 2020 hingga 70 kontainer pada 2023, sebelum sempat turun menjadi 41 kontainer pada 2024.
2. Komitmen Anik Sriati
Chief Director Anik Sriati menegaskan bahwa ekspor perdana dua kontainer ini hanya permulaan.
Ia menyebut telah menerima pesanan empat hingga lima kontainer setiap bulan, dan berharap jumlah itu terus bertambah seiring peningkatan mutu produk.
Anik juga berkomitmen untuk memperluas kolaborasi dengan HIPMI dan pemerintah daerah demi memaksimalkan potensi ekonomi Blitar.
Strategi Ekspansi Pasar
Kita dapat meneladani langkah CV Cherry Blossom dengan:
- Riset Pasar Mendalam: Memahami selera konsumen di negara tujuan.
- Peningkatan Kapasitas Produksi: Mengoptimalkan skala produksi tanpa mengorbankan kualitas.
- Pameran Internasional: Aktif berpartisipasi di trade expo untuk membangun relasi.
- Digital Marketing: Memanfaatkan platform e-commerce dan media sosial untuk menjangkau buyer global.
Pengembangan Kualitas Produk
1. Standar Internasional
Cherry Blossom telah menerapkan standar mutu dengan:
- Pemilihan kayu mahoni berkualitas tinggi.
- Pengujian kekencangan kulit kambing.
- Kontrol kualitas setiap unit sebelum dikemas.
Upaya ini memastikan produk sesuai ekspektasi buyer, meminimalkan retur, dan membangun reputasi merek.
Proses Pengiriman dan Logistik
Pengiriman ke China melalui jalur laut memerlukan koordinasi dengan pelayaran, bea cukai, dan agen pengiriman.
Dua kontainer awal dipindai, dikemas rapi, dan diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Perak.
Proses ini memakan waktu 2–3 minggu sebelum tiba di pelabuhan Shenzhen atau Shanghai, kemudian didistribusikan ke importir setempat.
Detail Dua Kontainer
- Isi per kontainer: 2.600 kendang.
- Dimensi: 40 feet (12,19 meter) per unit.
- Rute: Garum → Surabaya → Shenzhen/Shanghai.
- Estimasi tiba: 14–21 hari pelayaran.
Dampak bagi UMKM Lokal
Langkah ini memicu semangat baru di kalangan pengrajin Blitar. Kepercayaan diri mereka tumbuh, order pun mengalir lebih banyak.
Ekspor bukan hanya soal nilai transaksi, tapi juga pengakuan internasional atas keahlian tangan lokal kita.
Ini membuka pintu bagi produk lain—batik, keramik, hingga kopi khas Blitar—untuk mengikuti jejak kendang jimbe.
Tantangan dan Peluang Ke Depan
Kendati penuh harapan, tantangan tetap ada:
- Regulasi Kepabeanan: Dokumen ekspor yang kompleks kadang menyulitkan.
- Skala Produksi: Perlu peningkatan kapasitas tanpa mengurangi kualitas.
- Kompetisi Global: Produk sintetis atau tiruan bisa menjadi pesaing.
Namun, peluang pun terbuka lebar melalui digitalisasi dan program pemerintah yang mendukung ekspor UMKM.
Tips Praktis bagi UMKM yang Ingin Ekspor
1. Persiapan Administrasi
- Urus NIB dan NPWP.
- Siapkan PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang).
- Pastikan dokumen lengkap sesuai aturan DJBC.
2. Riset Pasar
- Gunakan data perdagangan internasional.
- Ikuti forum dan webinar ekspor.
- Manfaatkan platform seperti inaexport.id untuk menjangkau buyer global.
3. Digitalisasi dan E‑Commerce
- Daftarkan produk di marketplace global.
- Optimalkan website dan SEO.
- Gunakan social media marketing untuk storytelling produk.
Kesimpulan
Ekspor perdana kendang jimbe Blitar ke China bukan sekadar keberhasilan satu produk, melainkan momentum transformasi UMKM lokal menuju panggung dunia.
Melalui kolaborasi pemerintah, HIPMI, dan eksportir, kita melihat sinergi yang kuat untuk meningkatkan kapasitas, kualitas, dan jangkauan pasar.
Semoga langkah ini menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM lain, memacu inovasi, dan memperluas sayap ekonomi daerah kita.
Frequently Asked Questions (FAQs)
1. Berapa jumlah kendang yang diekspor pada ekspor perdana Blitar ke China?
Sebanyak 5.200 kendang jimbe, terbagi dalam dua kontainer 40 feet, dikirim pada 22 Januari 2025.
2. Siapa yang memfasilitasi ekspor kendang jimbe dari Blitar?
CV Cherry Blossom Indonesia bersama dukungan Disperindag, HIPMI, dan Pemerintah Kota Blitar.
3. Apa saja tantangan utama bagi UMKM Blitar dalam melakukan ekspor?
Regulasi kepabeanan, peningkatan skala produksi, dan persaingan produk sintetis menjadi tantangan terbesar.
4. Bagaimana UMKM lain dapat meniru kesuksesan ekspor kendang jimbe?
Dengan riset pasar, digitalisasi, peningkatan kualitas, dan pemenuhan dokumen ekspor sesuai aturan.
5. Apa peran Wali Kota Santoso dalam ekspor ini?
Beliau memberikan apresiasi, motivasi, serta dorongan sinergi antara pemerintah, HIPMI, dan pelaku UMKM untuk terus berinovasi.