Prima Shabby Craft: UMKM Kayu Blitar Tembus Pasar ASEAN
Prima Shabby Craft: Membangun Kerajinan Kayu Berkelas dari Blitar hingga ASEAN. Pelajari kisah sukses Prima Shabby Craft, UMKM kerajinan kayu Blitar yang memulai dari modal Rp 300.000 dan menembus pasar ASEAN.
Dalam era di mana teknologi merajai hampir setiap aspek kehidupan, UMKM kita dituntut untuk terus berinovasi.
Bagaimana caranya agar kerajinan tangan berbahan kayu yang sederhana bisa menembus pasar global?
Kita percaya, jawaban itu terletak pada kisah sukses Prima Shabby Craft — sebuah UMKM asal Blitar yang memulai dari modal hanya Rp 300.000, namun kini menembus pasar ASEAN dan bermimpi menaklukkan Eropa.
Melalui perjalanan inspiratif ini, kita akan membedah strategi, tantangan, dan kiat-kiat praktis yang bisa diadaptasi oleh pelaku UMKM lain di tanah air.
Latar Belakang Prima Shabby Craft
Awal Mula
Kisah Prima Shabby Craft dimulai di akhir 2016, saat Andyk Widodo dan istri, Laily Prima Monica, memutuskan beralih dari usaha konveksi yang kurang menjanjikan.
Hanya berbekal alat gerinda kayu, paku, dan lem seharga total Rp 300.000, mereka mencoba-coba membuat beberapa produk kerajinan kayu sederhana.
Siapa sangka, percobaan itu membuahkan pesanan pertama dari kerabat dekat—awal mula sebuah perjalanan panjang.
Modal Minim, Cita Besar
Bayangkan, dengan modal senilai segelas kopi kekinian, Andyk dan Laily mampu menciptakan fondasi usaha.
Modal itu bukan hanya soal uang, melainkan keberanian untuk mencoba, kegigihan dalam mengasah teknik, dan kepercayaan bahwa kualitas akan bicara lebih keras daripada budget besar.
Inilah pondasi “gajah kecil” yang kemudian melangkah besar.
![]() |
Pengerjaan produk kerajinan tangan UMKM Prima Shabby Craft. Foto: Akbar Maulana/kumparan.com |
Ragam Produk Unggulan
Hiasan Dinding Kayu
Produk andalan mereka adalah hiasan dekorasi dinding berbahan kayu—dari papan nama rumah, jam dinding artistik, hingga papan kutipan motivasi.
Setiap potongan kayu diolah dengan teknik shabby chic, menghasilkan nuansa vintage yang hangat seperti pelukan nostalgia.
Kotak Tisu dan Laci Multifungsi
Selain dekorasi, Prima Shabby Craft merambah perabot kecil seperti kotak tisu, laci penyimpanan, hingga rak mini.
Desain multifungsi ini menjawab kebutuhan pasar yang ingin keindahan berpadu fungsi: tisu tersimpan rapi, laci jadi tempat rahasia, semua tampak memesona.
Teknologi sebagai Pendorong
Digital Marketing ala Prima Shabby Craft
Sejak 2017, digital marketing menjadi nyawa usaha mereka.
Kita belajar bagaimana Andyk dan Laily memanfaatkan konten visual menarik, caption mengundang tawa, serta interaksi dua arah dengan audiens.
Hasilnya? Jangkauan produk melejit dari puluhan hingga ratusan pesanan per hari.
Media Sosial
- Instagram & Facebook: Posting before–after pengerjaan, video time‑lapse pembuatan produk, dan testimoni pelanggan.
- YouTube Shorts & TikTok: Tutorial singkat cara merawat kerajinan kayu, challenge kreatif #ShabbyChallenge.
Marketplace
- Shopee: Bergabung sejak 2017, memanfaatkan fitur Gratis Ongkir, Voucher Toko, dan Campaign Big Sale.
- Ekspor Shopee: Membuka jalur pengiriman ke Filipina, Singapura, Malaysia, hingga Brunei.
Manfaat Marketplace
- Trust & Rating: Review positif membangun kepercayaan calon pembeli.
- Logistik Terintegrasi: Pengiriman terpantau, pelanggan senang.
- Promosi Otomatis: Fitur flash sale dan ads meningkatkan visibilitas.
Strategi Pemasaran dan Ekspansi
- Penetrasi Pasar Domestik - Kita tahu, fondasi kuat di pasar lokal memudahkan langkah selanjutnya. Prima Shabby Craft membangun komunitas reseller (150 orang) yang tersebar di seluruh Indonesia, memperkuat distribusi dan word‑of‑mouth marketing.
- Menembus Pasar ASEAN - Dengan berani mengikuti regulasi ekspor sederhana, mereka mulai kirim produk ke Filipina, Singapura, Malaysia, dan Brunei. Hasilnya? Permintaan meningkat, brand awareness melebar seperti riak di permukaan danau.
- Ambisi Pasar Eropa - Kini, impian berikutnya adalah Eropa. Tantangannya bukan hanya jarak, melainkan standar kelembapan kayu, administrasi bea cukai, dan sertifikasi mutu. Namun, dengan kesiapan tim dan kemauan belajar, kita yakin ambisi itu akan terwujud.
Tantangan Operasional
- Standardisasi Ekspor - Sebuah palet kayu yang terlalu lembap bisa ditolak atau bahkan dibakar di pelabuhan tujuan. Kita perlu mengatur kadar air kayu di level 8–12%, sesuai standar internasional—mirip menjaga kelembutan kue basah agar tidak bantat.
- Logistik dan Administrasi - Pengurusan dokumen ekspor memerlukan ketelitian. Bea cukai, label CE, hingga invoice harus presisi. Kita harus siap menjadi “birokrat kreatif” yang mampu menavigasi birokrasi tanpa kehilangan jiwa seni.
Kunci Keberhasilan Reseller
Model Kemitraan yang Solid - Reseller Prima Shabby Craft bukan sekadar “pengecer”, melainkan bagian dari keluarga besar.
Mereka mendapatkan pelatihan, materi promosi, dan reward program. Hasilnya, semangat mereka menular, seperti nyala lilin yang menerangi ruang gelap.
Inovasi Desain dan Kreativitas
- Proses Kreatif - Dari brainstorming konsep hingga sketsa tangan, setiap desain melewati proses kurasi ketat. Ide bisa datang dari lukisan tua, motif batik, atau bahkan guratan kayu alami—seperti menemukan harta karun dalam bongkahan kayu.
- Tren Shabby Chic - Gaya shabby chic memadukan kesan vintage dan modern, seolah kayu tua bangkit dengan senyum baru. Kita mengikuti tren global, tetapi tetap menyematkan sentuhan lokal: ukiran motif flora Nusantara.
Pengelolaan Bisnis yang Efisien
Manajemen Produksi
- Jadwal Harian: Target pembuatan 50–70 item per hari.
- Quality Control: Setiap produk diperiksa tiga kali—setelah pemotongan, pengecatan, dan finishing.
Pelayanan Pelanggan
Respons cepat di WhatsApp, Instagram DM, hingga chatbot Shopee. Kita menjawab pertanyaan dengan hangat, seolah berbincang langsung di ruang tamu.
Keberlanjutan dan Dampak Sosial
- Bahan Ramah Lingkungan - Kayu limbah dan sisa potongan diolah ulang, mengurangi sampah. Seperti tukang sulap yang mengubah serpihan kayu menjadi mahakarya.
- Memberdayakan Komunitas Lokal - Selain mempekerjakan 10 tenaga kerja tetap, Prima Shabby Craft mengadakan pelatihan woodworking untuk pemuda setempat. Dampaknya? Lapangan kerja bertambah, semangat kewirausahaan tumbuh.
Kesimpulan
Perjalanan Prima Shabby Craft mengajarkan kita bahwa modal besar bukanlah kunci utama; melainkan keberanian berinovasi, memanfaatkan teknologi, dan membangun jaringan yang solid.
Dari Blitar ke ASEAN, bahkan hingga Eropa, semua bisa dicapai dengan strategi tepat dan semangat pantang menyerah.
Ringkasan:
Prima Shabby Craft memulai dari modal Rp 300.000, memanfaatkan digital marketing (media sosial & e‑commerce), membangun jaringan reseller, serta terus berinovasi desain.
Tantangan ekspor disiasati dengan standardisasi mutu dan administrasi rapi. Kini, UMKM ini merambah pasar ASEAN dan menatap Eropa.
FAQ
1. Apa kunci sukses Prima Shabby Craft menembus pasar ASEAN?
Kunci utamanya adalah memanfaatkan e‑commerce (Shopee), membangun jaringan reseller, dan menjaga kualitas produk sesuai standar ekspor.
2. Berapa modal awal yang dibutuhkan untuk memulai usaha serupa?
Andyk dan Laily memulai dengan modal hanya Rp 300.000, cukup untuk membeli alat gerinda, paku, dan lem multifungsi.
3. Bagaimana cara Prima Shabby Craft mengelola kualitas kayu untuk ekspor?
Mereka menjaga kadar air kayu di 8–12% dan melakukan quality control berlapis sebelum pengiriman.
4. Apa saja platform digital yang digunakan untuk pemasaran?
Selain Shopee, mereka aktif di Instagram, Facebook, TikTok, dan YouTube Shorts untuk memperluas jangkauan.
5. Bagaimana Prima Shabby Craft memberdayakan komunitas lokal?
Melalui pelatihan woodworking untuk pemuda setempat dan mempekerjakan tenaga kerja lokal, menciptakan dampak sosial positif.